Sangat sukar untuk bilang kalau Papa adalah hero saya. Pengalaman yang teramat pahit di masa kecil dulu amat sangat membekas, semua tentang ladang pertempuran seorang Bapak dengan anak sulung lelakinya.
Namun hati tidak bergejolak bangkit marah lagi sejak tahun 1995. Tahun itu terjadi perdamaian antara saya dan Papa. Tuntas sudah semua dendam saat melihat Papa terbungkuk-bungkuk naik tangga di rumah dengan sesak napas akibat asthma yang dideritanya.
Paru-parunya rusak akibat menghirup uap cairan developer dan fixer saat mencetak foto hitam putih. Kadar Bromium yang tinggi menggerogoti gelembung paru-paru Papa.
Itulah upaya beliau untuk memberi nafkah bagi kami saat itu. Lelaki luar biasa yang sangat kuat, keras dan siap untuk menjadi kasar bila diperlukan.
Saat Papa pergi pun rasa kehilangan nyaris tidak ada, malahan ada rasa bersyukur karena Papa tidak harus menanggung rasa sakit yang lama akibat kanker pankreasnya.
Jahat?
Saya sudah melepas banyak orang kesayangan saya yang meninggal akibat kanker, saya bisa menyelami rasa sakit mereka yang harus ditanggung 24jam/7hari nonstop.
Kok jadi sentimentil ya?
Semua ini timbul saat membaca status anak pasien saya, Andre Bun
"Dad... Invisible things might be exist around you.."
Ada sebuah keakraban yang timbul antara Papa dan anak sulung lelaki. Sangat menyentuh perasaan saya.
Bagaimana dengan Bapak Anda?
Saya mau belajar banyak kepada Papanya Andre, supaya ada hubungan yang baik antara saya dan anak-anak saya.
Pagi, Sukses n God Bless You All..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar