Ide untuk membuat persatuan pengojek sudah ada sejak tahun 1999. Saat itu saya masih berstatus anggota grup ojek Pintu Tol Bekasi Timur dan Pasar Tambun.
Banyak teman dan pasien yang kaget saat mendengar cerita ini. Panjang sekali ceritanya, tapi itu bukan fokus kita saat ini.
Saat itu di grup Tol ada pembedaan tukang ojek dari Jawa (untuk mereka yang biasa pakai bahasa Jawa), Cikarang (untuk mereka yang pakai bahasa Betawi) dan Sumatera (untuk mereka yang berasal dari Sumatera dan pulau lain selain pulau Jawa).
Kelihatan semua rukun, namun selalu berkumpul terpisah satu sama lainnya.
Begitu juga di Pasar Tambun, ada ojek Betawi (mereka yang orang Betawi) dan Pendatang (untuk yang non Betawi).
Pernah diusulkan untuk menyatukan semua tukang ojek Tambun, Cibitung dan Cikarang ditambah Pintu Tol Bekasi Timur. Langsung saja responnya,
"Jangan...!!! Ngurangin rejeki aja kalo disatukan..."
Ada ketakutan kehilangan sebagian rejeki kalau bersatu.tampaknya ketakutan ini masih terbawa sampai sekarang dengan beberapa tantangan yang dialami oleh anggota Gojek dan Grabbike.
Ada ketakutan kekurangan rejeki kalau anggota G dan G itu mengambil penumpang.
'Kok gak ikut Gojek, Pak? Kan hasilnya lumayan gede itu...'
"Enakan disini, gak usah jalan jauh uang tetap dapat..."
Ternyata pada pekerjaan tingkat ojek juga ada 'comfort zone / zona nyaman' juga ya?
Uang tidak selalu mampu membongkar zona nyaman rupanya.
Pagi, Sukses n God Bless You All..
www.hentorum.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar