Ingat Angpau atau Angpao atau Angpaw atau Ampau?
Ya, amplop merah berisi uang yang biasanya dibagikan pada Hari Raya
Imlek. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad 18 di Indonesia. Lazim
dilakukan oleh suku Tionghoa. Sesudah berjalan 200 tahun lamanya,
kebiasaan ini mulai dilakukan dalam semua hari raya keagamaan sejak
tahun 1960an.
Kenapa?
Dalam perjalanan sejarah, suku Tionghoa berasimilasi dengan semua suku dan budaya yang ada di bumi tercinta, Indonesia.
Saat terjadi perubahan agama dan kepercayaan, budaya Angpao ini tidak
ketinggalan, karena mereka tetap merayakan Imlek sebagai hari
berkumpulnya keluarga besar.
Budaya ini sekarang dianggap sebagai bagian dari perayaan Idul Fitri juga bagi sebagian pemeluk Islam.
Uang yang dibagikan beragam, mulai dari pecahan 50.000, 20.000, 10.000,
5.000, 2.000, 1.000 rupiah. Dengan syarat uangnya harus dalam keadaan
baru.
Masalahnya adalah uang yang masih baru ada di bank dan diikat dalam
jumlah 100 lembar. Jadi merupakan masalah tersendiri untuk
mendapatkannya.
Untunglah saat Ramadhan selalu ada money changer dadakan. Mereka
berjejeran sepanjang Kalimalang mulai dari Jakarta sampai Cibitung,
Menariknya, setelah saya bertemu tante yang ikut duduk dipinggir jalan itu. Ternyata hampir 80% dari mereka adalah suku Batak.
Ada yang khusus datang dari Sumatera Utara sana untuk menjalankan money changer dadakan ini.
Ada yang bilang haram pekerjaan ini, karena ada potongan saat menukar.
Tapi bagi mereka yang menukar, seperti Pak Rusdi dari Pekalongan,
"Saya ini orang kerja rendahan, bagaimana mau menukar uang di bank. Saya malah berterima kasih sudah dibantu begini"
Whatever lah itu, pokoknya ada pekerjaan musiman yang saling membantu disaat Ramadhan.
Pagi, Sukses n God Bless You All
Tidak ada komentar:
Posting Komentar