Jumat, 01 Januari 2016

MUTIARA PAGI: “Cukup”

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya, seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti, bila si petani mengucapkan kata "cukup".  

Diambilnya beberapa ember untuk menampungnya. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk kecilnya untuk disimpan di sana. Kucuran uang terus mengalir, sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. 

Dia merasa kurang, maka dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup juga, dia membiarkan mata air itu terus mengalir, hingga akhirnya, petani itu mati tertimbun karena ketamakannya. 

Dia tak pernah bisa berkata "CUKUP".


Kata yang paling sulit diucapkan oleh kita, manusia, adalah kata "cukup". 

Kapankah kita bisa dengan mudah berkata  cukup ?


Hampir semua pegawai, merasa gajinya belum sepadan dengan kerja kerasnya. 
Pengusaha, selalu merasa pendapatan usahanya masih di bawah target. 
Istri mengeluh suaminya kurang cukup memberi nafkah. 
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. 

Semua terus. merasa kurang, kurang dan kurang.


Kapankah kita bisa berkata "cukup" ? 

Cukup, bukanlah soal berapa jumlahnya. 
Cukup, adalah persoalan  kepuasan hati. 
Cukup, hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa bersyukur. 

Tak perlu takut berkata cukup !


Mengucapkan kata cukup, "bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya." 

Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yg berbahagia.


Selamat berakhir pekan. Tetap SEMANGAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar