Saat akan pulang sesudah klinik selesai selasa sore, ada pemandangan yang mengejutkan diluar tembok pagar klinik.
Ada sepasang suami istri usia 27 tahunan disana, yang wanita berdiri
menempel dinding pagar dan lelakinya terduduk bingung dilantai.
Perempuan itu menangis dengan suara tertahan sambil terisak-isak, dia
sudah tidak peduli lagi keadaan sekitarnya,
Kata-kata yang sempat terucap disela isak tangisnya,
"Aku tidak mau pulang kerumah ibumu, Kang. Aku cape jadi babu dirumahmu.
Aku kerja di pabrik cari makan untuk kalian, pulang aku harus urus
rumah juga. Ibumu juga galak banget, tidak pernah berterima kasih"
Isaknya makin keras.
"Kita ngontrak saja biar Akang juga bisa kerja serabutan dulu sambil
menunggu kerja tetap. Kalau dirumah kan disuruh nemanin ibu terus"
Hmm.....
Semakin jelas persoalannya kalau begitu. Nampaknya ada peperangan untuk
memperebutkan sang putra mahkota antara Ibu dan menantu perempuannya.
Bila Ibu ditinggalkan, bagaimana sang ibu akan hidup. Bila terus begini, pernikahan akan berakhir cepat.
Buah simalakama ya?
Seharusnya saat keputusan menikah ditetapkan, maka kesiapan untuk keluar
rumah harus segera ditetapkan. Supaya bisa mengatur sendiri masalah
rumah tangga yang ada.
Supaya pertempuran klasik ini tdk perlu terjadi. Bila keadaan sudah seperti ini, ada yang harus dikorbankan.
Pagi, Sukses n God Bless You All
Tidak ada komentar:
Posting Komentar