Banyak pelajaran menarik dalam hidup Diego yang bisa menjadi pelajaran
bagi mereka yang punya keluarga dengan cerebral palsy, namun biar tidak
membosankan diakhiri hari ini saja.
Diego selalu dijaga agar tidak menangis, karena saat menangis secara
spontan mulutnya akan berkerut kesamping dan tangan akan melipat seperti
saat cerebral palsy nya masih belum terkontrol dengan latihan yang ada.
Semua berusaha agar Diego selalu tersenyum dan tertawa, karena jika dia
tertawa seharian dia akan menjadi anak yang sangat normal.
Itulah hari-hari yang dilalui Diego, selalu berisi kegembiraan, apalagi saat melihat menonton film kartun.
Sampai suatu saat...
Opanya meninggal dunia diusia 86 tahun saat Diego berumur 8 tahun.
Secara naluri Diego menangis keras, entah dia mengerti atau tidak bila
Opanya tidak akan ditemui lagi.
Dan...
Apa yang ditakuti terjadi, mukanya berkerut ke kiri dan dia tertelungkup
diatas dada jenasah Opanya tanpa ada yang berani menariknya. Mamanya
membiarkan Diego memeluk Opanya untuk terakhir kalinya.
Pagi hari menjelang saat pemakaman Diego bangun dan tetap melaksanakan
tugas menyapu halaman, menyapa keluarga yang berkumpul satu persatu
dengan ucapan,
"Selamat pagi Om, Tante, Kakak, Adik.."
Dia jalani pagi itu dengan tenang dan damai. Saat pemakaman juga dia
hanya melihat peti mati dimasukkan ke lubang, tak ada lagi air mata.
Entah apa yang terjadi hari itu, kepergian yang ditakuti oleh Opanya
saat masih hidup dulu tidak terjadi. Diego lebih tenang dan damai
sesudah kepergian Opanya, kecuali matanya bengkak setiap kali keluar
dari kamar bekas Opanya.
Keep strong n tough, Diego.
Selamat Ulang Tahun Indonesiaku, jayalah selalu
Pagi, Sukses n God Bless You All
Tidak ada komentar:
Posting Komentar