Saat bertemu dengan Lala lagi, suasananya jadi sangat berubah drastis.
Tidak seperti 2 tahun yang lalu dimana dia selalu tertawa gembira.
Lala tetap cantik seperti tampilan remaja umur 15 tahun yang lainnya,
namun dia tidak ceria lagi. Dia terlihat lesu dan agak kusut.
'Kenapa Lala Cantik?'
"Aku hamil, Pakde"
Saya terdiam sejenak, ada rasa tidak percaya mengingat umurnya yang 15 tahun itu.
Ibunya lalu bercerita kalau Lala masuk salah satu pesantren untuk
pendidikan SMAnya. Saat baru 6 bulan disitu dia berkenalan dengan Andi
dan mereka pacaran.
Saat ketahuan mereka pacaran oleh pihak pengurus pesantren, mereka
disuruh memilih apakah mau tetap sekolah tapi tidak boleh pacaran atau
menikah saja.
Dan....
Pilihannya adalah menikah saja. Lalu mereka menikah, sengaja saya tidak
diberi tahu karena ditakutkan akan marah. Mungkin bisa jadi saya akan
menolak kalau tahu.
Saat melihat Andi yang berumur 17 tahun, terbayang sebentar lagi anak ini akan menjadi seorang bapak, saya bertanya,
'Kerja apa kamu sekarang Andi?'
"Saya mengajar mengaji, Om"
'Bisa untuk biaya hidup kalian?'
"Hanya cukup untuk beli pulsa Om, untung Ibu baik sama kami, jadi makan kami ditanggung"
Heeeehhhhhh.........
Tarikan nafas yang dalam dan berat itu tidak bisa membuat lega paru-paru saya, semakin sesak jadinya. Saya cuma berbisik,
'Doakan mertuamu tetap sehat ya, supaya bisa mendampingi kalian sampai kalian bisa mandiri'
"Memangnya kenapa, Om?"
OMG...!!!!
Terkadang remaja dalam mengambil keputusan tidak mengerti resiko yang
akan terjadi, pokoknya kesenangan saja yang dipikirkan, perkara nanti
bakal susah tidak dipertimbangkan.
Ada pepatah tua yang masih relevan sampai saat ini,
"Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna"
Pagi, Sukses n God Bless You All
Tidak ada komentar:
Posting Komentar