Senin, 01 September 2014

Oleh-oleh Saung Ujo (4-tamat)

Tulisan terakhir ini tidak ada hubungannya dengan Saung Ujo, tetapi berkaitan dengan perjalanan menuju Saung Ujo.

Dalam bis yang mengantar kami ke Bandung, ternyata ada seorang guru besar juga, Profesor Misa Hardi. Pakar hukum ini duduk santai berbaur dalam perjalanan menuju Bandung.

Saat singgah untuk toilet break di KM 37 ada seorang Bapak yang sedang amat sangat menikmati hisapan rokoknya.

Sebagai mantan perokok 'gila' dengan kapasitas 80 batang sehari, gatal rasanya mulut kalau tidak 'mengganggu' perokok yang satu ini, umurnya sekitar 60 tahunan.

Berapa bungkus rokok sehari, Om?

"Antara sebungkus atau sebungkus setengah"

Berarti antara 20-30 batang sehari ya?

"Ya begitulah, mau berhenti kayaknya susah..."

Mendadak ada suara dibelakang,

"Saya dulu perokok berat, sekitar 60 batang sehari. Namun 19 tahun yang lalu tetangga saya meninggal karena kanker paru. Ibu saya cuma bilang:
'Kalau mau mati kena kanker juga, terusin merokok'
Sejak itu saya berhenti merokok"

Siapa yang berbicara?

Ya, Profesor yang berbicara. Rupanya beliau juga pernah merasakan menjadi kereta api tumpangan pemilik pabrik rokok juga.

Beliau berhenti 19 tahun yang lalu dan saya 15 tahun yang lalu. Cerita ini terbuka dalam perjalanan ke Saung ujo, menjadi sharing yang indah untuk banyak orang.

Anda masih merokok?

"Kalau tidak merokok bukan laki-laki katanya. Namun, kalau tidak bisa berhenti merokok, itu lelaki lemah"

Anda bisa berhenti merokok?

Bertahanlah selama 15 tahun, karena saat itu tubuh Anda benar-benar bersih dari pengaruh sebatang rokok yang terakhir Anda hisap.

Selamat untuk Anda....

Anda ingin berhenti merokok?

Beritahu saya sehingga bila ada jadwal pelatihan saya bisa kabari Anda untuk ikut.

Pagi, Sukses n God Bless You All

Tidak ada komentar:

Posting Komentar