Selasa, 01 Oktober 2013

Seandainya Saja (2)

Dalam salah satu pertemuan dengan Meri, ada pertanyaan ini,

"Kak, seandainya saat itu aku tidak pergi dari rumah. Apa yang akan terjadi ya?"

"Sebagai seorang direktur perusahaan besar, kamu akan mengatur strategi perceraian. Hak perwalian anak kamu rebut. Lalu kamu akan tenggelam dalam karirmu.

Atau..

Kamu akan menjadi muslimah yang sangat taat lagi. Semua standar dirumah akan berubah total"

Lalu obrolan kami menjadi panjang lebar dan berandai-andai lagi.

Saya ingat cerita tentang sebatang kayu yang ditebang oleh seorang penebang kayu, namun karena ukurannya terlalu besar, tidak ada yang bisa mengangkatnya.

Kayu ini hanya digulingkan sampai ke pinggir sungai dengan harapan hujan akan membawanya sampai kealiran air di hilir sungai.

Saat hujan yang ditunggu-tunggu datang, kayu itu terguling ke sungai dan mulai bergerak ke hilir mengikuti aliran air.

Apakah langsung ke hilir?

Tidak, beberapa kali kayu in terjebak di pusaran air, kulitnya terkelupas, kayunya memar terhantam batu. Namun disetiap pusaran air itu ada beberapa hewan yang terancam kematian bisa menyelamatkan diri dengan naik kayu itu.

"Mer, kamulah kayu itu sebenarnya. Kamu adalah orang yang sudah dipersiapkan Tuhan untuk menjadi tumpangan bagi anakmu saat mereka berada dalam pusaran air kehidupan mereka"

Yah, saat badai besar datang, kita perlu sadar bahwa mungkin kita sedang diperlukan sebagai kayu besar yang bisa menyelamatkan orang lain.

Pagi, Sukses n GBU All.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar