Senin, 14 Maret 2016

MUTIARA PAGI “Pilihan masa depan"

Seorang musafir lewat di suatu kampung. Ia melihat penduduk kampung sedang berkumpul mengadakan musyawarah besar. Mereka sedang membicarakan siapa yang mau menjadi pemimpin kampung. Ia menjadi heran, karena menurut kebiasaan orang malah rebutan untuk jadi pemimpin.

Rupanya ada suatu tradisi aneh di kampung itu. Setiap seorang pemimpin setelah selesai menjalankan jabatanya ia akan dibuang ke suatu tempat yang sangat berbahaya, di padang yang dipenuhi binatang buas dan berbisa. Setiap orang yang masuk, mustahil bisa keluar lagi dengan selamat. 

Setelah berpikir sejenak ia menawarkan diri untuk jadi pemimpin di kampung itu. Tentu saja penduduk kampung menjadi heran sekaligus senang. Dengan penuh yakin ia menanda tangani perjanjian untuk menjadi pemimpin dan siap dibuang setelah 10 tahun menjalankan tugas. 

Namun musafir ini ternyata seorang yang sangat cerdas. Pantas sekali ia berani menawarkan diri jadi pemimpin kampung itu. Di tahun pertama dan kedua ia mengumpulkan dana yang sangat besar. Pada tahun ketiga ia menugaskan orang untuk membuat jalan ke padang pasir tempat yang dijadikan tempat pembuangan. Tahun keempat ia membersihkan tempat itu dari binatang buas dan berbisa. Tahun kelima ia memerintahkan orang untuk mengalirkan air dan menanaminya dengan berbagaimacam tumbuh-tumbuhan. Tahun keenam sampai kedelapan ia menyulap daerah itu menjadi kota yang sangat megah dan membuat istana yang indah untuk tempat ia ketika dibuang nanti. Akhirnya pada tahun kesembilan ia justru merindukan jabatannya segera berakhir, karena ia tidak sabar lagi untuk menempati rumah masa depannya……

Saudaraku, itulah gambaran dunia dan akhirat bagi orang yang sadar dan beriman. Orang yang merasa cemas dan takut akan kematian karena ia membiarkan rumah masa depannya dipenuhi binatang buas dan berbisa. Rumahnya hancur berantakan, bahkan dipenuhi api. 

Tapi bila kita persiapkan dengan segala amal shaleh, justru akan membuat kerinduan untuk segera menuju ke sana. Ia malah merasa asing dan tidak betah di dunia yang fana ini, karena berharap segera menempati kampung nan indah di seberang sana. 

Orang yang cerdas adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan yang tiada berakhir. Dan orang yang teramat bodoh adalah orang yang mengorbankan kehidupan yang abadi demi kesenangan yang hanya sekejap

Selamat pagi. 
Tetap Semangat..!!!!!!!!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar