Senin, 14 Maret 2016

Road Schooling

"Pa, aku habis berkelahi tadi" 

Ucapan itu membuat mata saya langsung melihat keadaan Big Sam, mata kiri agak memerah dan keningnya ada benjolan. Interogasipun dimulai, 

"Satu lawan satu?" 

"Iya" 

"Pukul memukulnya sampai puas?" 

"Iya" 

"Selesai berkelahi langsung salaman damai? Man's rule?" 

"Iya" 

Ok, berarti sebuah pertarungan yang fair dan tuntas. Sebagai orang tua ada rasa antara bangga dan tidak tega melihat keadaan muka Big Sam, namun mengingat proses ini juga dulu pernah saya alami maka inilah sekolah jalanan untuk semua anak lelaki di keluarga kami. 

Langsung batu es dibungkus handuk dan ditempelkan di area bengkak, sekitar 15 menit kemudian bengkak itu menyusut. Mendadak terlintas di pikiran kalau-kalau keluarga lawannya tidak terima. 

"Kalian sudah bertarung fair dan final, berarti sudah selesai semuanya. Kalau keluarganya memasalahkan itu urusan Papa ya..." 

"Ok, Pa" 

Keluarga kami mempunyai budaya untuk tidak takut berkelahi, kalau hanya itu pilihan cara penyelesaiannya. Sebagai lelaki kemampuan berkelahi tetap harus ada dalam diri setiap anak supaya jangan mudah digertak. Orang tua hanya mengawasi dan bertindak kalau sudah membahayakan. 

Berkelahi jelas bukan lambang kejantanan, tetapi orang jantan siap berkelahi kalau hanya itu satu-satunya pilihan penyelesaian yang harus dijalani. 

Petarung sejati adalah orang yang tidak mudah digertak dan ditekuk di kemudian hari. Tentunya harus punya otak yang pandai juga. 

So... 

Sekolah yang pintar Big Sam... 

Pagi, Sukses n God Bless You All.. 
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar