Minggu, 05 Juli 2015

Datang Dugalku (2)

Banyak respon yang datang mengenai tulisan tentang dugal kemaren, ternyata banyak bahasa yang memakai kata ini, termasuk juga bahasa Jawa. 

Didi berbagi cerita perjalanan hidupnya untuk kita semua. 

Lahir dan besar disalah satu kota terkenal di Jawa Timur, Didi tumbuh sebagai remaja yang sangat liar hidup semaunya. Sejak SMP dia sudah bekerja sehingga dia hidup mandiri dalam mencukupi semua keperluan hidupnya. 

Kalau saja keadaan di rumah tidak ada masalah, pasti sejak SMA dia keluar rumah. Dia bertahan karena melihat kerasnya Bapaknya dalam mendidik 3 adik perempuannya, sementara Bapaknya takut kalau Didi melawan dan menghalang Bapaknya memukuli adiknya. 

Saat kelas 2 SMA ibunya sakit-sakitan dan Bapaknya jarang pulang ke rumah. Di bulan ramadhan terakhir sebelum Ibunda tercinta meninggal, ada pesan yang takkan pernah bisa dia lupakan, 

"Nek cah lanang dugal iku uripe bakal rampal, nek cah wedhok bakal binal. Dadiyo genah kanggo adik-adikmu" 

Artinya, 

"Kalau anak lelaki bandel hidupnya bakal rusak, kalau anak perempuan bakal binal. Jadilah orang baik untuk mengurusi adik-adikmu" 

Lebaran hari kedua ibunya meninggal dunia dan dimakamkan, nyaris terjadi baku hantam antara Didi dengan Bapaknya di pemakaman. Untung dilerai semua keluarga. 

Pilihan Didi untuk pindah ke Jakarta dan membawa ketiga orang adiknya sungguh nekad 19 tahun yang lalu, namun karena terbiasa bekerja tidak sulit baginya untuk sekedar hidup disana. 

Hidupnya sudah mapan sekarang, adik-adiknya sudah menikah semua. 

Ramadhan? 

"Saat untuk merenung dan menyesali diri. Seandainya saat itu punya uang banyak, mungkin sempat untuk mengobati Ibu yang kena kanker rahim" 

Bapak? 

"Bapak meninggal 10 tahun yang lalu, aku menyesal tidak mendatangi pemakamannya karena marah. Padahal, kalau Bapak tidak keras jaman dulu, aku tidak akan pernah setangguh dan sekuat ini" 

Sangat memberi pelajaran...

Pagi, Sukses n God Bless You All.. 
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar