Rabu, 22 Juli 2015

Renungan: Kesombongan (Copas Mr. Sule YNK Adam)

Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.
(Ams. 11:2).

Alkisah, seekor harimau dan seekor kancil hidup bersahabat di sebuah hutan. Mereka biasa bercanda dan tidak jarang saling mengejek. Suatu ketika ada pemburu masuk ke hutan itu. Merasa diri tidak akan mampu menghadapi pemburu itu, si kancil lari mencari tempat persembunyian.

Sebaliknya, si harimau terlalu yakin akan kemampuannya untuk menghadang si pemburu itu dengan taring dan kuku-kukunya.

Terjadilah pergulatan antara harimau dan pemburu. Hasilnya, pemburu dengan luka parah lari tunggang-langgang meninggalkan hutan itu, sedangkan si harimau terluka parah. Taringnya lepas, ketiga kakinya patah dan lumpuh!

Setelah keadaan aman, kedua binatang itu bertemu lagi. Si harimau menegur si kancil, “Hai, Kancil! Dasar kau pengecut! Bukannya menghadapi pemburu, eh, malah kabur!” Si kancil menjawab, “Lebih baik menyadari kelemahan diri sendiri daripada bersikap sombong tetapi akhirnya celaka!”

Tepat sekali apa yang dikatakan si kancil. Kesombongan akan mendatangkan malapetaka. Banyak orang sombong dan suka pamer pada akhirnya bukan kemuliaan yang diperolehnya, melainkan hinaan.

Padahal, sedikit saja mereka mengubah sikap hidupnya dengan sikap rendah hati, maka pasti mereka akan terhindar dari banyak malapetaka yang tidak perlu. Amsal mengingatkan kita supaya berhati-hati dengan sikap angkuh, “Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati” (Ams. 11:2).

So, mari kita belajar rendah hati dan tidak sombong sekalipun kita mempunyai kelebihan.

Selamat pagi
Selamat beraktifitas
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar