Minggu, 05 Juli 2015

Datang Dugalku (3)

Aloysius punya cerita sendiri tentang puasa, walaupun dia bergama Katholik. Sangat menarik ceritanya,

"Saat aku berumur 11 tahun, Papi Mami meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Satu-satunya keluarga yang mampu dan mau merawat aku adalah Pakde Arsyal. Untunglah aku anak tunggal, kalau banyak bersaudara pasti akan berkeliaran di jalanan"

Saat tinggal di keluarga Pakde Arsyal Alo berada dalam keluarga Islam yang sangat taat. Setiap jam sholat tugas utamanya menjaga warung kelontong didepan rumah Pakdenya.

"Dosaku yang paling aku sesali adalah kalau sedang jaga warung ada pengemis, aku pasti ambil uang warung untuk dikasihkan ke pengemis itu. Padahal hal itu dilarang keras sama Bude, karena membuat malas orang"

Selama 7 tahun tinggal disana, bulan puasa selalu menjadi saat istimewa, karena Alo menjadi sangat penting bagi keluarga itu. Kemampuan membuat sambal terasinya yang enak selalu ditunggu saat Sahur dan buka.

'Ikut puasa Alo?'

"Tidak, karena ada masalah dengan pencernaan, kalau telat makan akan pingsan berkunang-kunang"

Kepercayaan diri yang timbul akibat sambal terasinya selalu dipuji 'sangat enak' itu mendorong Alo merintis rumah makan kecil sambil kuliah di Jakarta.

"Mobil Honda Brio itu adalah mobil pertamaku, murni hasil dari rumah makan bukan dari gajiku di kantor"

Dan satu lagi,

"Setiap awal puasa sampai hari lebaran ke 5 aku liburan bersama 5 karyawan. Pulang kampung khusus untuk membuat sambel buat Bude, karena Pakde meninggal 3 tahun yang lalu"

Oleh-oleh mudik apa?

"Harus bawa uang minimal Rp.900.000,- untuk Bude. Buat ganti uang yang aku curi untuk kasih pengemis dulu. Jumlahnya Rp.86.500,-"

Luar biasa bukan?

Tak perlu mengambil kesimpulan lagi rasanya, silahkan Anda menyimpulkan sendiri.

Pagi, Sukses n God Bless You All..
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar