Sabtu, 12 Desember 2015

KERETA API EKONOMI (Copas Mr.Roni Angga)

Di kereta ekonomi non-AC yang lumayan panas, ada eksekutif muda berjas elegan berdiri berdesakan disana.

Dia buka tablet Androidnya yang lebih besar dibanding smartphone umumnya. Ada chat penting dengan para donatur tentang dana untuk membantu para korban banjir.

Semua penumpang menoleh padanya atau meliriknya.

Apa batin mereka?

"Orang muda sekarang, kaya sedikit langsung pamer. Naik Ekonomi pamer hape" batin seorang Nenek.

"Mudah2an suami saya tidak senorak dia. Norak di kelas Ekonomi bukan hal terpuji" batin seorang Ibu.

"Keren sih keren, tapi ga banget deh gayanya. Kenapa ga naik AC kalau mau pamer begituan?" Batin seorang gadis ABG.

"Sepertinya dia baru kenal 'kaya'. Atau dapat warisan. andai dia merasakan jerih pahit kehidupan; barang tentu tidak akan pamer barang itu di kelas Ekonomi. Kenapa ga naik AC sih?" Batin seorang pengusaha muda.

"Andai dia belajar ilmu agama, tentu tidak sesombong itu, pamer!" Batin seorang Pemuka Agama.

"Gue tau lo kaya. Tapi plis deh, lo ga perlu pamer gitu kali ke gua. Gua tuh ga butuh style elo. Kalo lo emang pengen diakuin, lo bisa out dari sini, terus naik kereta AC, ill feel gue" batin seorang pelajar SMA.

"Orang ini terlalu sombong, ingin pamer di depan rakyat kecil" batin seorang tunawisma.

Si eksekutif menyimpan kembali tabletnya di tas. Dia membatin,

"Puji Tuhan, akhirnya para donatur bersedia membantu. Puji Tuhan, ini kabar baik sekali"

Lalu, dia sempat melihat kantong bajunya dan ada secarik tiket kereta ekonomi. Dia membatin

"Tadi sempat tukar karcis dengan seorang nenek tua yang mau naik kereta sesak ini. Tidak tega saya. Biarlah dia yang naik kereta AC itu. Mudah-mudahan bermanfaat"

Nah Lo...!!!

Begitu bahaya menghakimi orang lain. Sebuah kebaikan, tindakan kasih, bisa berubah total jadi kejahatan hanya karena persepsi buruk.

Mari jaga persepsi kita dan selalu berpikir positif.

Pagi, Sukses n God Bless You All..
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar