Jumat, 12 Desember 2014

Bukan Rizki yg Sukar Dicari? (Karya: Asep Haerul Gan)

"Kang, susah banget cari Rizki, gajiku cuma pas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja"

"Aha, kalau dari amatan saya sih Akangnya yang menolak rizki"

"Apa buktinya, sembarangan aja nuduh"

"Akang, jago matematika, kann? Di Gardu Ronda sebulan lalu Pak Camat mengeluh sukarnya cari tutor Matematika bagi anaknya, Akang kann mampu jadi tutor, akang diam saja tuh"

"Aku sungkan menyatakannya ama Pak Camat, Kang"

"Akang punya hobi membonsai kann? Ingat deh 3 bulan lalu saat istri Bupati bawa rombongan lewati rumah akang,  malah kala itu ia meminta khusus akang jadi mentornya, akang malah nggak tanggapi tuh!"

"Aku malu, Kang "

"Nah ini bukti lainnya, nih! Dua hari Kemarin Pak Lurah mengeluh sukarnya cari pengemudi yang bisa mengantarkannya ke Kabupaten, padahal saat itu akang lagi nyantai dan perlu uang, sejumlah uang yg akan diberikan pak Lurah, apa tuh yg menghalangi?!"

"Jaim dong, Kang. Masa saya Sarjana jadi sopir!"

"Nah, jadi yang benar rizki yg susah dicari atau Rizki sering ditolak, Kang?"

"Ya rizki sering saya tolak"

"Apakah akang bisa cari contoh2 lainnya dari diri Akang?"

"Wah ... Ya banyak banget"

"Apa persis yg jadi penghalang rizki?"

"Ya Diri saya Sendiri"

"Persisnya apa?"

"Rasa malu, jaim, pandangan, anggapan, perasaan, yang saya gunakan yang tidak pada tempatnya"

"Lalu, apa yg ingin akang lakukan sekarang?

"Ya menjumputi rizki2 yg sempat ditolak, dan mulai menanggapi rizki2 yg hadir dalam ragam bentuk"

"Selamat menerima rizki2 yg tanpa batas bahkan selalu berlimpah ruah, Kang!"

"Insya Allah"

Pagi, Sukses n God Bless You All..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar