Jumat, 18 September 2015

Renungan: MENCARI MANUSIA atau ALLAH? (Copas Mr. Sule YNK Adam)

Biasanya, semakin tua usia kita, kita pun akan semakin kehilangan peran penting dan pengaruh dalam posisi kita. Bahkan orang-orang yang tidak pernah mengejar ketenaran pun tampaknya semakin lama akan semakin tenggelam dalam kegelapan.

Namun, kegelapan dan ketidakjelasan itu baik karena kita sulit untuk tampil di hadapan banyak orang tanpa memikirkan apa kesan mereka tentang kita. Kita khawatir dengan pikiran apakah reputasi kita menanjak atau justru hancur. Di situlah terletak cobaan kita.

Pada tahap pencarian pengakuan manusia, kita mengabaikan kehendak Allah. Di sisi lain, jika kita kehilangan kekaguman terhadap manusia, maka kita akan mencari kehendak Allah semata.

Berikut adalah ujian bagi setiap pemberian, doa, dan puasa kita:

Apakah itu semua dilakukan hanya agar dilihat Allah?

Jika demikian, walaupun orang lain tidak melihat dan memerhatikan, kita akan mendapatkan pujian dan upah dari Bapa.

Yesus mengulang perkataan berikut kepada para murid-Nya sebanyak tiga kali:

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu"
(Matius 6:4,6,18).

Ini juga merupakan jaminan bagi kita. Setiap pemberian yang tidak dilihat oleh orang:

-waktu,
-tenaga, dan
-kasih;
-setiap permohonan yang kita bisikkan di telinga Bapa;
-setiap rahasia, pergumulan batin melawan dosa dan pembenaran diri,

Akan memperoleh penghargaan penuh di kemudian hari. Akhirnya, bahwa Dia akan berkata,

"Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia,"
(Matius 25:21)

Itu adalah yang terpenting bagi kita.

TIDAK ADA UPAH DARI ALLAH BAGI MEREKA YANG MENCARINYA DARI MANUSIA -

Met pagi dan beraktivitas..
⌣̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̥̈̊‎j̅ξs̤̥̈̊ǚs̤̥̈̊ ß̍̍̊l̲̅ξs̤̥̈̊ş̲̣̥ ÿό̲̣̣̣υ̲̣̥˚̷✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̶̭̌⌣

Tidak ada komentar:

Posting Komentar