Sabtu, 28 Maret 2015

Hasan (2)

Banyak pelajaran dari memory tahun 1980an saat masih sama-sama di Yogyakarta ditambah dengan sesi 3 jam pertemuan di Jakarta tempohari.

Agak susah memulai, namun lebih mudah bercerita proses Hasan berangkat ke Yogyakarta.

Dilahirkan dalam keluarga pedagang karet mentah sekaligus pemilik puluhan hektar kebun karet, durian, duku, rambutan, manggis, pokoknya semua buah-buahan pasar minggu jaman dulu dia punya hektaran banyaknya.

Secara ekonomi keluarganya aman sekali, namun ada kegelisahan dalam diri Hasan.

Masalahnya?

"Aku kepengen ado keluargaku yang sarjana. Kato orang aku pinter"

Simpel sekali bukan?

Namun itu masalah besar bagi orang tuanya, karena yang akan pergi adalah kepala pembukuan, tukang monitor harga pasar, bendahara yang paling teliti di usaha keluarga itu.

Satu lagi...

Bapaknya tidak berani minta uang kalau Hasan yang pegang. Bapaknya tidak main judi lagi sejak dia jadi bendahara.

So?

Tidak ada yang merestui kepergiannya, akhirnya dengan alasan jalan-jalan dia berangkat ke Yogyakarta dan ikut test Perintis 1, nama untuk sistim penerimaan mahasiswa baru UGM saat itu.

Karena memang cerdas dan layak masuk sana, dia diterima di fakultas impiannya.

Akhirnya?

Semua merestui dengan terpaksa, karena UGM sangat bergengsi di kampungnya dan dimana saja.

Belajar yok...

Kalau kita sudah tunjukkan kelas kita di mata semua orang yang menentang kita, maka hanya satu hal yang bisa mereka berikan, persetujuan.

Pagi, Sukses n God Bless You All..
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar