Minggu, 24 Januari 2016

BELAJAR DARI PENJAJA KORAN (Copas Mr. Sule YNK Adam)

Pagi itu seorang penjaja koran sedang berteduh di emperan toko. Hujan turun cukup deras, membuatnya tidak bisa menjajakan korannya. 

Terbayang di benakku, bagaimana dapat uang kalau hari terus hujan. Namun, kegalauan yang kurasakan ternyata tidak tampak sedikitpun di wajahnya. 

Hujan masih terus saja turun. Si penjaja koran pun tetap duduk sambil tangannya memegang sesuatu. Tampaknya seperti sebuah buku. Kuperhatikan dari kejauhan, lembar demi lembar ia baca. Awalnya aku tidak tahu apa yang sedang ia baca. Namun saat kudekati, ternyata ada sebuah Kitab Suci di tangannya.

“Bagaimana jualan korannya, Mas?”

“Lumayan sudah selembar yang terjual”

“Wah susah juga ya jualannya kalau hujan begini” 

“Tidak juga” 

“Terus, kalau hujannya sampai sore?” 

“Itu artinya berkat saya bukan jualan koran, tapi banyak berdoa” 

“Kenapa?” 

“Kitab Suci saya mengatakan, 'Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah' itu yang saya jalani" 

"Lantas, kalau tak dapat uang?” 

“Berarti berkat saya bersabar" 

“Kalau tak bisa beli nasi utk makan” 

“Berarti Tuhan menyuruh saya berpuasa" 

“Kenapa Mas bisa berpikir seperti itu?” 

“Tuhan itu sumber segala berkat. Apa saja berkat yang diberikan Tuhan, saya akan syukuri. Selama saya jualan koran, meskipun tak laku saya tak pernah kelaparan. Pernah suatu hari, koran saya tak selembarpun terjual. Saya pun tqk punya uang untuk makan. Saya puasa saja. Puji Tuhan, mendekati sore ada tetangga yang bawakann makanan. Saya makan secukupnya saja. Biar ada tenaga” 

Hujan reda. Si penjaja koran bersiap-siap untuk berjualan lagi. 

Aku termenung. Ada penyesalan dalam hati. Kenapa kalau hujan aku masih gelisah. Kuatir tak dapat uang, kuatir rumah kebanjiran, kuatir tak bisa bertemu teman-teman. Kusadari, berkat itu bukan uang semata. 

Pagi, Sukses n God Bless You All.. 
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar