Rabu, 27 Januari 2016

Let’s talk about ANGPAO

Ini ada nasihat engkong buat sinchia yg sudah tinggal 2 minggu lagi


Ternyata masih banyak orang Tionghoa yang belum tahu bagaimana seharusnya melakukan soja yang benar. Dalam bahasa Mandarin, soja disebut gongshou yang dalam dialek Hokkian ada kiongchiu (ejaan lama kiongtjhioe)

Cara soja yang benar berdasarkan pedoman seharusnya “YANG” memeluk “YIN” atau tangan kanan dikepal kemudian tangan kiri menutupi tangan kanan dan jari jempol harus berdiri lurus, dan menempel keduanya. 

Soja kepada yang lebih tua dengan mengangkat sejajar mulut, soja kepada yang seumuran sejajar dengan dada, soja kepada yang lebih muda sejajar dengan perut, sedangkan soja kepada para dewa harus sejajar dengan mata, 
dan kalau soja kepada Tuhan harus di atas kepala.

Pada saat orangtua saya masih kecil di hari raya Tahun Baru Imlek, anggota keluarga saling mengucapkan “Sin Cun Kiong Hie” (Xin Chun Gong Xi) yang berarti selamat menyambut musim semi atau selamat tahun baru. 

Tetapi ucapan demikian sekarang udah kuno alias tidak trendi lagi, karena telah diganti dengan ucapan “Gong Xi Fa Cai” atau (Kiong Hie Hoat Tjay) yang berarti semoga sukses selalu atau selamat jadi KAYA, maklum generasi sekarang lebih ke money-oriented begitu, 

Bagi mereka yang ingin mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek dengan kalimat yang lebih afdol lagi lihat text di bawah ini: “Gong Xi Fa Cai ¬ Wan Shi Ru Yi - Shen Ti Jian Kang” Yang berarti: "Semoga sukses selama-lamanya dan selalu dalam keadaan sehat".

Tradisi Tahun Baru Imlek selalu dikaitkan pula dengan pemberian angpau. Kata angpau itu sendiri berasal dari dialek Hokkian yang arti harfiahnya adalah bungkusan atau amplop merah. Warna merah itu dalam budaya Tionghoa berarti lambang warna pembawa hokie maupun kegembiraan. 

Angpau bukan hanya diberikan pada saat Tahun Baru Imlek saja, melainkan lazim juga diberikan pada saat pesta pernikahan, masuk rumah baru, ulang tahun, maupun acara-acara pesta lainnya.

Yang berkewajiban memberi angpau pada umumnya orang yang telah berkeluarga, sebab dalam budaya Tionghoa, pernikahan itu merupakan batasan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Disamping itu orang yang telah menikah, kebanyakan secara ekonomi pasti sudah jauh lebih mapan. Walaupun demikian bagi mereka yang belum menikah, tetapi ingin juga turut memberikan angpau, maka sebaiknya uang tersebut diberikan dengan tanpa menggunakan amplop merah.

Jumlah uang yang ada dalam sebuah amplop angpao bervariasi. Untuk perhelatan yang bersifat suka cita biasanya besarnya dalam angka genap, angka ganjil untuk kematian. Angka “empat” ter-asosiasi dengan artian ketidakberuntungan, karena pelafalan angka empat (shi, 四) memiliki arti “mati” (shi wang, 死亡), Jumlah uang dalam amplop angpao dihindari menggunakan angka empat. Walaupun demikian, angka delapan (8) terasosiasi untuk keberuntungan. Pelafalan angka delapan (8) berarti “kekayaan”. Makanya jumlah uang dalam amplop angpao seringkali merupakan kelipatan delapan (8).

Kewajiban memberi angpau bukan terhadap anak-anak saja, melainkan juga kepada orang yang dituakan. Pemberian angpau pada hari Tahun Baru Imlek itu sendiri sebenarnya mempunyai makna yang lebih dikenal dengan sebutan “Ya Sui” yang berarti hadiah untuk anak-anak dalam rangka pergantian tahun maupun pertambahan usia. Tradisi Ya Sui ini sudah dikenal sejak jaman Ming dan Qing.

Karakter Sui dalam Ya Sui berarti “umur”, dan ini sebenarnya mempunyai lafal yang sama dengan karakter Sui lainnya yang berarti “bencana”. Jadi, Ya Sui ini bisa juga diartikan sebagai simbol atau lambang untuk penangkal bencana, dengan harapan anak-anak yang mendapatkan hadiah Ya Sui tersebut akan terlindungi selama setahun mendatang dengan tanpa adanya gangguan penyakit maupun bencana. 

Sebenarnya kalau ditelusuri dengan benar, pemberian angpau ini belum dikenal ketika jaman dahulu, sebab mereka baru mengenal dan baru menggunakan uang kertas pada pada jaman dinasti Song dan uang kertas tersebut baru benar-benar menyebar luas secara resmi pada jaman dinasti Ming.

Nominal uang kecil yang beredar di Tiongkok pada saat itu masih dalam bentuk koin perunggu yang diberi lubang segi empat di tengahnya dan ini lebih dikenal dengan nama Wen atau Tongbao. 

Koin-koin yang akan dihadiahkan tersebut sebelumnya diikat terlebih dahulu menjadi untaian uang dengan menggunakan tali merah. Orang-orang kaya memberikan untaian uang sampai 100 koin, sebab ini juga melambangkan umur panjang.

Angpao bukan dinilai dari besar kecilnya, melainkan ketulusan hati saat memberi yang berisi DOA dan HARAPAN kepada yang menerimanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar