Minggu, 26 Oktober 2014

From Emperan To Empire

Sejak mulai bekerja 3 bulan yang lalu kegembiraan Dadi jauh menurun. Jarang untuk bisa melihatnya tertawa lebar lagi.

Sebenarnya Dadi adalah pemicu tawa nomor 1, semua suasana beku akan larut kalau dia hadir. Semuanya kehilangan sosok 'ice breaker' itu.

'Kenapa Di?'

"Saya sekolah sampai D3, Om. Banyak biaya yang dikeluarkan Ibu untuk menyekolahkan saya sampai sekarang. Sekarang saya kerja cuma jadi karyawan kontrak di bagian cleaning service.."

'Oh, begitu masalahnya. Memang ada masalah dengan pekerjaan cleaning service?'

"Tidak ada masalah, Om. Cuma hati sering bertanya, kalau cuma untuk kerja seperti ini, untuk apa kuliah sampai D3?..."

Saya biarkan keluh kesahnya keluar semua, sempat emosional juga si Dadi saat cerita.

'Begini Di. Kamu harus berhenti meremehkan pekerjaanmu sekarang ini, karena kamu akan tidak maksimal bekerja. Sikap itu membuat mukamu kusut juga. Tidak ada yang senang berdekatan sama orang yang mukanya kusut'

"Terus saya harus bagaimana Om?"

'Lakukan hal yang terbaik dan tetaplah ceria. Bila ada pekerjaan di kantor itu yang bisa kamu lakukan, kerjakan saja tanpa upah. Setidaknya buat orang disekitarmu gembira kalau kamu ada'

Untung masih bisa diajak bicara si Dadi ini. Sifat gembiranya muncul lagi karena itu sifat dasarnya. Dan...

"Om, ada kabar gembira. Saya diangkat karyawan tetap kantor, tugas saya mengurusi pembukuan gudang sama perawatan sepeda motor kantor. Hobby bongkar mesin motor saya ternyata bermanfaat juga.."

Sederhana namun tidak sederhana hasilnya, bukan?

Bila saat ini tanggung jawab Anda hanya sebatas pekerjaan sederhana, tetap lakukan yang terbaik. Kita tidak pernah tahu kapan saatnya kita dipandang 'pantas naik kelas' oleh Tuhan.

"Do your best and let God do the rest"

Pagi, Sukses n God Bless You All

Tidak ada komentar:

Posting Komentar