Sabtu, 25 Oktober 2014

Regenerasi Pengamen

Disebelah barat Bekasi Cyber Park ada banyak warung makanan yang melayani karyawan makan.

Harga makanan jauh lebih ringan ketimbang harga makanan di 3 mall yang ada disana. Jadi wajar akan ramai pada jam istirahat.

Disela kerumunan karyawan yang sedang antri makan itu ada pengamen kuda lumping berumur sekitar 35 tahun sedang membawa tape ngamen yang berbentuk kotak itu melihat anaknya yang berumur sekitar 12 tahunan sedang memainkan kuda lumpingnya.

Entah apa yang dipikirkan oleh Bapak itu saat memperhatikan anaknya sedang 'nandak' begitu. Ada pandangan bangga disamping mukanya yang lelah karena panasnya udara di jam 3 siang itu.

Mungkin untuk meneruskan budaya?

Sempat terlintas pertanyaan itu dalam pikiran saya, atau mungkin karena tidak mampu membiayai anaknya sekolah lagi, lalu anaknya diajak mencari uang juga?

Ataukah berharap orang akan lebih berbelas kasihan dan memberi uang kalau anaknya yang menari begitu.

Bermacam-macam pertanyaan muncul. Namun saat berpikir lebih jauh lagi. Terbayang saat anak itu duduk di sekolah dan belajar lalu di hari depan akan punya pekerjaan yang lebih baik.

Apakah pasti lebih baik?

Tidak ada kepastian, namun bila anak itu bersekolah maka ada peluang dia terlepas dari kemungkinan mati di jalan.

Salahkah regenerasi?

Regenerasi seni masih saya terima, namun regenerasi pengamen tidak bisa saya terima, walaupun itu profesi lama saya dulu.

Pagi, Sukses n God Bless You All

Tidak ada komentar:

Posting Komentar