Senin, 19 Januari 2015

Gumaedhi

Pedagang bakso yang satu ini hanya bisa ditemui pada siang sampai malam hari saja. Dia berjualan di trotoar depan gedung salah satu departemen.

Kalau jualan selalu rapi dan klimis dandanannya, parfum tidak pernah hilang. Sepertinya selalu disemprot parfum setiap jam, aroma tubuh pedagang baksonya tidak pernah muncul.

Hari kamis kemarin karena jalan macet terpaksa singgah jam 7 malam.

'Laris Dul?'

"Ah, sepi banget Om..."

Saat dia membuatkan pesanan saya, terlihat tempat bakso di gerobak sudah kosong, berarti semua bakso sudah masuk panci. Dan, saat tutup panci dibuka terlihat sisa baksonya tidak banyak lagi.

"Masih sisa sekitar 15 porsi Om"

Tidak terlihat adanya rasa syukur karena telah terjualnya ratusan porsi bakso.

Hmm.......

Sepi dari mana ya?

Ini gambaran bisnis 'by target' yang gencar dilakukan saat ini.

Bila orang melakukan bisnis atas dasar target sebagai dasarnya, maka dia membuat produk sesuai target dan harus habis.

Salahkah?

Tidak ada yang salah, namun sistem ini akan membuat kita tidak bisa bersyukur. Dan setan juga bisa memakai sistem ini untuk membuat kita tidak tahu cara berterima kasih.

Seharusnya kita mempunyai target dasar untuk break even dulu, lalu target cukup untuk makan hari ini, baru membuat target keuntungan lanjutannya.

Jadi ada guliran target, sehingga ada ucapan,

"Terima kasih Tuhan sudah balik modal"

"Terima kasih Tuhan ada uang makan sekeluarga"

"Terima kasih Tuhan ada untuk tabungan"

Tuhan juga senang kalau kita jadi manusia yang tahu bersyukur dan berterima kasih.

Pagi, Sukses n God Bless You All..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar