Minggu, 25 Januari 2015

-Kemarahan- (Copas Mr.Roni Angga)

Di antara demikian banyak jenis pikiran yang sakit, kemarahan adalah yang paling berbahaya.
Meminjam sahabat di dunia sufi,

"Tidak ada kekayaan yang lebih bermakna dari kekayaan kesabaran. Tidak ada kejahatan yang lebih berbahaya dari kejahatan kemarahan"

Serupa rumah yang dilempar api oleh tetangga, bila kita terfokus pada mengejar tetangga yang melempar api, setelah balik rumahnya sudah hangus terbakar.

Saat api kemarahan membara, manusia tidak membutuhkan hal lain kecuali air penyejuk.

Ada sebuah cerita tua tentang seorang raja yang kakinya tertusuk duri, kemudian memerintahkan agar semua jalan ditutup dengan kulit binatang.

Penasehatnya yang bijaksana bergumam pelan:

"Berapa binatang yang harus dibunuh untuk menutupi semua permukaan jalan? Kalaupun hari ini semua jalan sudah ditutup kulit binatang, siapa yang bisa menjamin besok tidak ada duri di atas kulit binatang? Kenapa tidak kaki baginda saja yg dibungkus dengan sepatu?"

Cerita ini adalah cerita kita semua. Saat marah khususnya, manusia mau melarang orang lain begini melarang begitu.

Suami tidak boleh bicara, istri mesti jauh2, anak2 harus diam, dll. Itulah contoh mau menutupi semua jalan dengan kulit binatang.

Di jalan meditasi, kita belajar tidak melarang lingkungan, tapi menutupi pikiran dengan "sepatu" kesadaran. Bahkan setelah pencerahan pun, energi kemarahan masih ada di dalam.

Sebagaimana kita tahu, bahan2 tubuh kita terdiri dari antara lain tanah, air, api, udara, dll.

Unsur api di sisi biologi memerlukan padanan di sisi psikologi berupa energi, salah satunya kemarahan.

Hanya setelah pencerahan, energi kemarahan jauh lebih kecil dari energi kesadaran. Sehingga setiap kali kemarahan datang, segera ia diterangi cahaya kesadaran.

Pengandaian lain, begitu tercerahkan maka rumah spiritual seperti rumah kosong. Saat kemarahan datang, ia akan bernasib seperti pencuri masuk rumah kosong. Pencurinya masuk ke dalam rumah, tetapi pemilik rumah tidak kehilangan apapun.

Dahsyat bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar