Rabu, 07 Januari 2015

Take Rest

Di jam pulang kerja, Arif berteriak kepada Budi teman sekantornya,

"Kalau dia laki-laki gua ajak dia berkelahi"

Arif sangat jengkel terhadap kepala bagiannya, karena kesalahan temannya Arif yang jadi sasaran dimarahi.

Hanya itu?

Saat sampai dirumah, anaknya yang bungsu menangis terus karena demam flu yang tinggi.

Sebentar kemudian anak lelakinya pulang dengan kaki luka jatuh dari sepeda di taman perumahan.

Bertumpuk-tumpuklah rasa jengkel itu. Dengan sekuat tenaga dia menahan emosinya sambil membersihkan luka anaknya.

Lalu dia...

Sebentar, bila Anda yang alami masalah seperti ini, apa yang akan Anda lakukan pertama kali?

Marah, ngamuk, langsung meledakkan emosi?

Itulah yang menjadi pola pemikiran Anda dalam merespon keadaan tidak enak yang terjadi.

Ini versi Arif,

"Saya pilih melakukan apa yang Abah tulis dulu, saya ambil air wudhu terus sholat dan menangis di sajadah..."

Ada gunanya juga tulisan setahun yang lalu itu. Kalau tidak, pasti Rifai anaknya akan babak belur dihajar oleh jagoan berkelahi dari Kuningan ini.

Sebagian atau mungkin banyak dari kita tertumpuk oleh banyak keadaan yang kacau yang terjadi pada saat yang bersamaan.

Bila keadaan di kantor dan di rumah tidak seperti yang diharapkan, tenangkan diri dulu dengan cara mengarahkan batin pada Sang Pemberi Hidup dan berdoalah.

Dalam keadaan tenang sesudah kita berdoa, kita akan lebih benar dalam merespon semua masalah yang ada.

Tidak percaya?

Buktikan saja...

Pagi, Sukses n God Bless You All..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar