Selasa, 27 Januari 2015

Oleh-oleh Kebon Jeruk (4)

Tokoh terakhir yang rasanya tidak bisa ditinggalkan adalah Edi, dia adalah asistennya Madi. Umur baru 16 tahun, tampilannya lusuh sepertinya tidak mandi dari kemarin.

Pasang baut saja bisa semenit baru terpasang, kerjaan belum selesai sudah ditinggal ke warung sebelah beli minuman ringan atau siomay yang dimasukkan dalam platik.

'Sudah lama bantu si Madi?'

"Lumayan Om, ada kali 2 bulan"

'Gak sekolah ya?'

"Dikeluarkan sama orang tua, gara-gara uang SPP saya pake beli rokok sama jajan selama 6 bulan"

Pantesan tiap sebentar jajan ini anak, kalau ada kesempatan duduk pasti rokok sisanya dibakar lagi, hisap 2-3 kali matikan dan disimpan rapi di bungkus rokoknya lagi.

"Saya betah disini karena ada uang buat jajan setiap hari, tidak perlu minta sama Mama yang suka ngomel kalau saya minta duit"

Hmm...

Ada satu hal yang muncul dalam pikiran saya saat itu.

Kalau si Edi berkumpul dengan teman seumurannya yang menganggur juga, kira-kira bagaimana keadaannya ya?

Mungkin akan buruk sekali keadaannya.

Bagi anak-anak yang bermasalah dan memang tidak memungkinkan lagi, nampaknya cara Edi sangat membantu. Dia perlu uang jajan dan uang itu dia dapatkan dengan cara 'bekerja' sesuai apa yang sedikit dia bisa.

Mau tahu apa pendapat Madi?

"Saya bukan butuh tenaga dia, saya butuh dia buat cari pelanggan sementara saya mengerjakan motor. Dia pintar bicara dengan orang baru"

Terkadang pembimbing bisa menggali potensi anak bimbingannya lebih dari anak itu sendiri.

Bila ada bagian dari keluarga yang bermasalah, perlu dicarikan pembimbing yang bisa menemukan potensi dalam diri mereka.

Pagi, Sukses n God Bless You All..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar