Senin, 22 Juni 2015

Seblak Bandung

Bagi penyuka makanan pedas pasti tahu makanan ini cemilan sehat yang sedikit seram untuk saya sendiri.

Bahannya dari bahan kerupuk yang belum digoreng, dipotong tipis direbus bersama irisan bawang putih dan telur yang dikocok dalam air mendidih. Tentunya ditambah dengan cabe gilingan yang ditambahkan sesuai level pedas yang diinginkan.

Itu kalau membeli seblak di gerobak dorong yang memasak langsung. Pernah makan yang digerobak dorong ini masih bisa diterima perut saya.

Namun saat kemaren jumat istri membeli dari temannya 2 porsi seblak yang sudah diproses dan dikemas dalam gelas kemasan mi instan, kejutan terjadi.

Gelas pertama dimasak hari jumat dan dinikmati hanya dalam 3 menit habis, paginya mules sedikit tapi tidak ada masalah.

Gelas kedua dimasak pada sabtu siang, sama selesai dalam 3 menit juga. Namun sesuatu yang berbeda terjadi, ada rasa panas dan pedas yang menekan perut, langsung minum air hangat dan reda.

Reda?

Jam 00.30 perut terasa melilit dan diajak ke WC tidak bisa. Keringat dingin bercucuran saat sedang on air siaran jam 01.00 di RPKFM Jakarta, upaya untuk bolak balik ke WC percuma. Alhasil hanya bisa siaran 1 jam dari 3 jam siaran.

Ada pelajaran penting yang dirasakan dari kejadian ini, seenak apapun makanan yang akan kita makan, belajar dulu memakannya dengan porsi kecil.

Kita tidak pernah tahu berapa kapasitas tubuh kita untuk setiap jenis makanan, jangan sampai enak makan menimbulkan masalah.

Catatan:
Seblak yang saya makan itu masih level original saja, dampaknya sampai 14 jam masih terasa dan langsung tepar. Kalau yang level pedas mungkin harus ke UGD.

Pagi, Sukses n God Bless You All..
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar