Senin, 25 Mei 2015

APRESIASI (Copas Mr.Yudi)

Adi melamar posisi manajer perusahaan besar. Prestasi akademiknya bagus. Saat interview akhir dg direktur,

"Kamu dapat beasiswa?"

"Tidak"

"Ayahmu yang bayar uang sekolah?"

"Ayah wafat saat umur saya setahun, ibu yang bayar"

"Ibu kerja apa?"

"Ibu kerja sbg tukang cuci"

Direktur melihat tangan Adi yang mulus dan halus.

"Pernah membantu ibu cuci baju?"

"Tidak pernah. Ibu ingin aku selalu belajar dan membaca banyak buku. Dan memang, ibu dapat mencuci baju lebih cepat dari aku"

"Baik sekarang aku minta, saat pulang ke rumah hari ini cuci tangan ibumu. Lalu temui aku besok"

Adi merasa peluang dapat jabatan ini sangat tinggi.

Ketika pulang dia minta ijin untuk bersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, haru dan senang campur aduk, dia memberikan tangannya ke Adi.

Adi kaget saat bersihkan tangan ibu dan airmatanya tumpah. Pertama kali dia sadari tangan ibunya keriput dan banyak luka.

Beberapa luka cukup menyakitkan dan Ibu merintih ketika tersentuh. Adi sadar bahwa sepasang tangan inilah yang setiap hari mencuci baju banyak orang agar dia bisa sekolah.

Luka tangan ibu merupakan harga yang harus dibayar ibunya untuk pendidikan, sekolah dan masa depannya.

Setelah membersihkan tangan ibunya, Adi mencuci semua pakain ibu sambil berlimbah air matanya.

Ibu dan anak itu ngobrol hingga larut mlm.

Paginya Adi pergi ke kantor direktur. Sang direktur melihat ada air mata menetes di pipi.

"Ceritakan apa yg kamu lakukan dan pelajari tadi mlm di rmh mu"

"Saya bersihkan tangan ibu dan juga selesaikan cuciannya. Saya kini tahu apa itu apresiasi. Tanpa ibu saya tidak akan jadi seperti sekarang ini. Dengan membantu ibu tadi malam, baru sekarang saya tahu betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu sendiri.Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya  bantuan dari keluarga"

"Ini yang saya cari dalam diri manajer-manajer saya. Saya merekrut seseorang yang dapat mengapresiasi bantuan dari orang lain, orang yang tahu derita orang lain ketika mengerjakan sesuatu dan seseorg yang tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama hidupnya"

"Oleh sebab itu, aku putuskan kamu diterima. Seorang anak yang selalu dilindungi dan terbiasa diberikan apapun yang mereka inginkan akan mengembangkan 'mental keAKUan' dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas. Dia tidak akan peduli dengan jerih payah orang tuanya.

Apabila kita tipe orang tua seperti ini, sebenarnya kita menunjukkan rasa cinta kita atau hancurkan anak-anak kita?

Kita dapat biarkan anak-anak tinggal di rumah besar, makan enak, nonton TV layar besar. Tetapi ketika kita bersihkan rumah, biarkan mereka alami juga. Setelah makan, biarkan mereka cuci piring dengan saudara-saudara mereka.

Ini bukan masalah apakah kita dapat pekerjakan pembantu, tetapi ini karena kita ingin mencintai mereka dengan benar. Kita ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kaya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua seperti ibu Adi.

Yang terpenting, anak-anak belajar bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman alami kesulitan serta  belajar untuk bekerja sama dengan orang lain, agar tumbuh rasa empati terhadap org lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar