Senin, 04 Mei 2015

Merana? (2)

Bertemu Jefri lagi terasa ada perbedaan yang amat sangat mengingat bagaimana penampilan dia 5 tahun yang lalu.

Badan yang kerempeng dulu mendadak jadi terpompa menjadi berotot kencang dan kekar, namun uban rasanya tidak akan sebanyak itu untuk umur 32 tahun, begitu juga dengan kerut di keningnya.

"Kok keningmu tidak difitnes juga Jef? Biar kencang kayak bisepmu itu"

Jefri langsung tertawa lebar, ada beban yang terlempar dari muka si anak bengal itu.

"Kapan terakhir tertawa, Jef"

Diam sejenak lalu,

"Om tahu Papa sudah meninggal kan? Sejak Papa pergi, saya tenggelam di ruang fitnes dalam rasa sesal karena pernah pukul Papa waktu dia selingkuh dulu, saya belum minta maaf karena saat Papa meninggal saya sedang berada di Alaska"

Terbayang kelakuan almarhum Jasman, Papanya dimasa lalu, semua anaknya mengalami luka batin akibat kelakuannya.

Namun kalau melihat kondisi Jefri, merana jelas bukan pilihan yang sebanding. Untuk keadaan yang tidak bisa dirubah lagi, lupakan dan maju lagi, move on lagi.

Semua kembali pada diri kita sendiri, kalau merana terus rusak, untuk apa?

Ayo, lupakan semuanya saat ini, nanti di alam sana selesaikan semuanya.

Semudah itu?

Tidak mudah tapi harus dilalui segera.

Atau mau memilih cara sulit?

Selamat menikmati kesengsaraan hidup dalam keadaan merana. Penyakit dan masalah sudah antri didepan pintu untuk masuk dalam kehidupanmu. Kalau nanti meninggal tanggung jawab lho.

Kenapa?

Takutnya yang di alam sana sedih kalau tahu keadaan kita disini. Dan bagaimana menjawab pertanyaan mereka nanti disana menjadi masalah tersendiri.

So?

Move on man...!!!

It's simple if you thing it's simple.

Pagi, Sukses n God Bless You All..
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar