Senin, 25 Mei 2015

Second Opinion

Diantara banyak pasien yang saya tangani, ada beberapa orang perempuan besi, perkasa dan tangguh dalam bekerja namun memiliki hati kaca tipis dan rapuh.

Mereka pekerja luar biasa, manajer hebat dalam mengorganisasi usaha mereka. Namun dalam masalah pribadi mereka sangat lemah dan membutuhkan 'orang yang mereka percaya' untuk dimintai pendapat.

Salah satu dari mereka adalah Ibu Wiwin. Pekerjaannya adalah pengelola sekaligus pemilik 5 warung tegal yang laris, terkadang juga menambah warteg dadakan untuk tukang bangunan bila ada proyek bangunan besar. Kalau di perusahaan besar sama dengan presiden direkturnya.

Besar penghasilannya?

Lumayanlah, kalau mereka sekeluarga mau naik haji tiap 3 tahun mereka mampu. Bukan masalah bagi mereka.

Saat datang kemarin mukanya muram dan badannya agak kurus,

"Saya kena ginjal, Dok..."

'Hasil laboratotium fungsi ginjal tinggal berapa persen?'

"Saya tidak tahu, kata dokter itu saya harus berobat rutin"

'Terus...?'

"Saya stress sekali, tiap malam tahajud saya nangis, malang banget nasib saya"

'Kalau urusannya agak berat begini, saya sarankan ibu mencari second opinion supaya jelas. Ibu ke RS anu ya, cari dokter spesialis ginjal. Kalau sudah ada jawaban kita ketemu lagi ya...'

Dia diam dan gelisah sekali,

'Ibu belum berat kondisinya. Kalau ibu sudah terbaring koma di ICU, itu baru berat'

Mendadak kabut itu terhapus sedikit dari wajahnya. Semangatnya bangkit lagi. Mudah-mudahan hasilnya baik nanti.

Ini pelajaran berharga juga bagi kita, bila ada vonis dokter yang menakutkan jangan ambruk dulu, cari second opinion dari dokter lain.

Buruk sekalipun kita harus punya keyakinan bila Tuhan ijinkan kita sakit, maka dipandangNYA kita mampu menahan sakit itu.

Pasti ada jalan keluar...!!!

Pagi, Sukses n God Bless You All..
www.hentorum.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar