Kamis, 13 Maret 2014

Fire of Conscience

Itu adalah judul film tentang kepolisian Hongkong yang mengupas bagaimana masa lalu mempengaruhi cara kerja polisi disana dalam menghadapi dan menangani penjahat.

Namun saya tidak akan membahas masalah kepolisiannya. Itu tidak penting saat ini.

Ada satu fragmen berharga yang mungkin akan memberi pelajaran bagi kita semua.

Opsir Alan menikahi Cherry dan menikmati rumah tangga yang sangat bahagia.

Buah hati yang ditunggu membuahkan harapan yang luar biasa saat Cherry mulai hamil.

Namun bulan kedua masalah timbul karena ternyata kehamilan itu diluar kandungan. Akibatnya harus dibuang bersama sebelah indung telur Cherry.

Saat kehamilan kedua yang sangat sulit, ternyata diluar kandungan lagi. Keputusan Cherry?

"Bila anak ini harus dibuang juga, maka indung telurku yang sebelah akan dibuang juga, seumur hidupku aku tidak akan punya anak dan memberi keturunan untuk keluargaku. Aku ingin anak ini hidup, SEKALIPUN AKU HARUS MATI"

Berhasilkah Cherry?

Nasib berkehendak lain, Cherry meninggal dunia saat kandungan kembarnya berumur 7 bulan, karena perutnya ditusuk oleh copet di bis kota yang dia halangi saat mencopet.

Tragis ya?

Kadang kita juga menghadapi hal yang sama dalam hidup. Keadaan menjepit kita sampai kita rela berkorban nyawa menyelesaikan masalah kita.

Selesaikah?

Terkadang malah tambah kacau.

Apakah harus diam saja?

Tidak, kita tetap harus berjuang sampai batas kemampuan kita, masalah hasil bukan kita yang menentukan.

Setidaknya kita menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita telah berusaha semampu kita, bila ada belas kasihanNYA mungkin keadaan akan menjadi lebih baik.

Pagi, Sukses n GBU All...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar