Jumat, 21 Maret 2014

Tidak Pakai Apa?

Setiap pagi, kalau mau sarapan cepat saya makan nasi kuning. Dengan 5 ribu rupiah dapat nasi kuning sebungkus dan sebutir telor rebus bumbu sambal yang dibelah dua.

Tukang nasi kuning dekat rumah ini selalu sediakan: telor dadar, kacang tanah goreng, bawang goreng, timun dan sambal sebagai paket standar untuk nasi kuningnya.

Kepada setiap pembelinya, saat meracik dia akan bertanya,

"Tidak pakai apa Bu? Pak? Dik?"

Ada yang tidak mau pakai kacang, ada yg tidak mau pakai ketimun, dan semua penolakan sesuai seleranya masing-masing pembeli.

Bagaimana bila si penjual adalah Tuhan dan nasi kuning yang disajikan tadi adalah hidup kita?

Apakah kita bisa memilih untuk menolak dimasukkan kacang goreng persoalan yang harus dikunyah dulu baru bisa ditelan?

Atau rasa tawar hati dalam timun yang harus kita rasakan agar supaya gurihnya nasi kuning itu semakin bermakna?

Maaf, untuk nasi kuning yang satu ini tidak ada pilihan lain, harus kita ambil semua paket itu, tidak bisa kita pilih.

Kita bisa memilih untuk menambahkan telur pedas kegembiraan, gorengan tahu semangat hidup atau bakwan optimisme.

Namun tambahan itu tidak gratis, Anda harus membayarnya dengan mengabaikan semua rasa kesal, kecewa, pahit, sakit hati dan semua rasa yang membuat kita down dan jatuh terpuruk.

Mau semangat, optimis dan gembira?

Abaikan semua kesal, kecewa, pahit, sakit hati dan kawan-kawannya itu.

Anda akan bahagia karena Anda memutuskan ingin bahagia, bukan karena orang lain ingin Anda bahagia.

Pagi, Sukses n GBU All...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar